ImamMalik rahimahullah pernah berkata kepada seorang pemuda Quraisy: "Wahai anak saudaraku, pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu!". Ulama lain juga berkata, dengan adab kamu akan mampu memahami ilmu, dan dengan ilmu amalmu akan menjadi benar. Di bulan Ramadhan ini ada satu amalan yang dicintai Allah yaitu tadarus dan membaca Al
KarenaILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang
Bismillah Mempelajari adab-adab islami secara umum merupakan perkara yg sangat urgen dan memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama Islam. Bahkan mempelajari dan memahami adab-adab menuntut ilmu sangat dianjurkan bagi para penuntut ilmu sebelum mereka mulai mempelajari ilmu-ilmu syar’i itu sendiri.
Danjanganlah ia luput dari amal yang mana ia merupakan tujuan dari ilmu itu sendiri. 3. Mengoreksikan Bacaan Sebelum Menghafal. Seorang penuntut ilmu hendaknya mengoreksikan bacaannya sebelum ia menghafalkannya dengan akurat. Boleh kepada guru atau kepada orang lain yang mau membantunya.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. JAKARTA - Pada masa generasi Thabi'in, ada seorang ulama cendekiawan yang sangat luas dan mendalam keilmuannya. Sampai-sampai oleh para ulama lainnya digelari "Rabi'atur Ra'yi" Logika musim semi. Gelar untuk menggambarkan betapa jenius ulama ini. Praktis, Rabi'atur Ra'yi menjadi tujuan uatama para penuntut ilmu untuk belajar. Tidak terkecuali Malik bin Anas. Seorang remaja yang kelak akan dikenal sebagai Imam Malik Rahimahullah, peletak dasar Madzhab Maliki. Ada momen terpenting, menurut saya, yang perlu kita underline, ketika Malik bin Anas akan belajar kepada Rabi'atur Ra'yi, yaitu nasehat sang Bunda. "Nak, camkan pesan ibu, pelajarilah olehmu adab Rabi'atur Ra'yi sebelum kau pelajari ilmunya." Sebuah pesan singkat, namun sangat mendalam maknanya. Sejatinya, ada pesan lain yang tersirat dari pesan Bundanya Malik bin Anas, yaitu "Nak, jika kau tak temui adab pada diri Rabi'atur Ra'yi, maka kau tak perlu buang-buang waktu belajar ilmu kepadanya." Mengapa? Sungguh, tak akan bermanfaat ilmu setinggi apapun jika tiada adab di dalamnya. Terlebih bila ilmu setitik nila, plus kehilangan adab. Allah telah menyindir keras para ahli ilmu Rabi Bani Israil yang tiada adab dalam dirinya dengan perumpamaan seekor keledai yang memikul kitab-kitab dipunggungnya QS. 62 5. Keledai tentulah tiada paham untuk apa kitab-kitab yang dipikulnya itu. Demikianlah, Allah menyindir keras para ahli ilmu yang berjilid-jilid kitab dalam kepalanya, namun tiada adab tertanam dalam diri dan lisannya. Sia-sia ilmunya. Bahkan, malah menyeretnya pada jika para ulama sepakat, "Kada al-adab qabla al-'ilm" Posisi adab itu sebelum ilmu. Syaikh Ibnu Mubarak, seorang ulama yang sangat shalih, berkata, "Thalabtul adab tsalatsuna sanah wa thalabtul 'ilm 'isyrina sanah" Aku belajar adab 30 tahun lamanya, sedang aku belajar ilmu hanya 20 tahun lamanya. Jernih sekali nasehat Imam Asy-Syafi'i kepada Imam Abu Abdish Shamad, gurunya anak-anak Khalifah Harun Al-Rasyid, "Ketahuilah, yang pertama kali harus kamu lakukan dalam mendidik anak-anak khalifah adalah memperbaiki dirimu sendiri. Karena, sejatinya paradigma mereka terikat oleh paradigma dirimu. Apa yang mereka pandang baik, adalah apa-apa yang kau lakukan. Dan, apa yang mereka pandang buruk, adalah apa-apa yang kau tinggalkan." Maka, sudahkah konsep adab sebelum ilmu diterapkan di sekolah-sekolah kita? Sudahkah kita belajar adab sebelum ilmu? Dan, sudahkah kita belajar ilmu kepada guru yang memiliki adab mulia? Oleh Muhammad Syafi'ie el-Bantanie, Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan, Founder Sahabat Remaja Indonesia BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Gambar Poster Dakwah yang diikutsertakan dalam Kompetisi Islamic Poster Competition Eksis FE Unnes. Adab Menuntut Ilmu adalah Iman sebelum adab, adab sebelum ilmu, dan ilmu sebelum amal. Maksud dari iman sebelum adab, yaitu kita HARUS paham sejatinya manusia di bumi ini diciptakan sebagai apa? Tentunya jika mengaku sebagai makhluk Allah yang diberikan banyak kelebihan, kita wajib tahu pula bahwa Allah menciptakan jin dan manusia tidak lain untuk beribadah kepada-Nya. Dari konsep itulah kemudian kita akan tahu mengenai adab berhubungan dengan Allah, adab serta berhubungan dengan manusia sebagai sarana beribadah secara horizontal. Adab sebelum ilmu berarti bahwa diri manusia HARUS memiliki akhlak yang baik sebelum menerima ilmu. Misalnya, seorang tahfidz al-Qur’an harus memiliki akhlak mulia. Jika tidak, bisa jadi ia akan menggunakan kelebihannya itu untuk menyombongkan diri. Kemudian, ilmu sebelum amal. Sebelum mengamalkan suatu hal, kita WAJIB hukumnya menguasai ilmunya terlebih dahulu. Karena kita harus mengerti apakah amalan atau perbuatan yang hendak kita lakukan sesuai dengan hukum-Nya atau tidak. Terkadang, seseorang memiliki semangat yang luar biasa, namun masih minim ilmunya. Tetapi karena semangatnya yang membara, ia tetap bergerak padahal sebenarnya salah karena ketidaktahuannya. Akan sangat berbahaya jika seseorang bersemangat berjihad, namun ia belum memperoleh ilmu agama secara mendalam. Suatu saat ketika melihat suatu kelompok melakukan tindakan yang menyimpang atas nama agama, bisa jadi ia begitu saja percaya dan mengikuti perbuatan salah tersebut. Oleh karenanya, ketiga adab menuntut ilmu WAJIB kita pahami dan kita lakukan secara berurutan. Tidak cukup menuntut ilmu hanya berpegang pada semangat. Menuntut ilmu pun ada aturannya, agar niat baik yang kita tanam tidak menjadi sebuah kesia-siaan. Supaya pencapaian dapat diraih setinggi mungkin, serta kelak dapat kita petik seindah yang telah kita tanam. Kesuksesan itu tidak dapat diukur dengan harta yang bergelimpangan maupun tahta yang setinggi angkasa. Allah MahaTahu segalanya. Suksesnya diri kita, hanya Dia YangAgung yang dapat menilainya. Wallahu a’lam bishawab.
Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia mempunyai kemampuan untuk selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Sebab manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, yang dilengkapi akal, fikiran, dan nafsu yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Dalam pandangan ilmu sosiologi, manusia sebagai makhluk sosial memiliki makna sebuah konsep ideologi, bahwa masyarakat atau struktur sosial merupakan sebuah organisme yang memiliki kehidupan, maka dalam hal ini, manusia tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bergantung pada makhluk hidup yang lain atau lingkungan. Maka dalam kehidupannya, manusia membutuhkan bekal. Dalam wikipedia, dijelaskan mengenai ilmu. Yaitu usaha sadar sepenuhnya untuk meneliti, menemukan, dan mengembangkan pemahaman manusia dari berbagai unsur kenyataan dalam alam manusia. Pengertian tersebut jelas bahwa dalam hidupnya, bekal pertama yang harus dimiliki manusia adalah kemampuan untuk hidup bermasyarakat. Sebagaimana contohnya, ketika kita ingin bersosialisasi dengan masyarakat dengan media sholat berjamaah, maka kita harus paham ilmunya tentang sholat berjamaah. Kemudian ketika kita ingin membeli sesuatu di pasar, kita harus paham ilmunya berhitung. Maka, keilmuan dalam setiap lini kehidupan sangat penting dimiliki, hampir tidak ada yang bisa kita lakukan jika tanpa ilmu. Kewajiban memperoleh keilmuan juga disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya "Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap kaum muslimin dan muslimat" HR. Ibnu Majah. Terkini
0% found this document useful 0 votes344 views4 pagesOriginal TitleAdab Sebelum Ilmu dan Ilmu Sebelum AmalCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes344 views4 pagesAdab Sebelum Ilmu Dan Ilmu Sebelum AmalOriginal TitleAdab Sebelum Ilmu dan Ilmu Sebelum AmalJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
adab sebelum ilmu ilmu sebelum amal